By: Stepin
Patrolihukum.net — Ketegangan antara China dan Amerika Serikat di Asia Timur semakin meningkat, dengan kedua negara memperkuat kekuatan militer mereka. Dalam beberapa pekan terakhir, AS telah meningkatkan interaksinya dengan Taiwan, sebuah tindakan yang dianggap oleh Beijing sebagai pelanggaran prinsip satu China. Sebagai respons, China tidak tinggal diam. Tiongkok mengancam dengan tindakan balasan, baik dalam bentuk ekonomi maupun militer.

Beijing telah mempersiapkan latihan militer besar-besaran di Selat Taiwan, yang diperkirakan akan dimulai dalam beberapa hari mendatang. China telah mengerahkan hampir 90 kapal perang dan kapal penjaga pantai di sekitar Pulau Taiwan, memperlihatkan kekuatan maritim yang signifikan. Media asing melaporkan bahwa China akan meluncurkan latihan pengepungan Taiwan yang ketiga tahun ini.
Penting untuk dicatat bahwa sejak awal Desember, lebih dari 10 kapal perang China telah melintas di Selat Miyako menuju Pasifik Barat, belum termasuk kapal yang bergerak melalui jalur lain. Hal ini menunjukkan bahwa latihan militer ini bertujuan untuk memperkuat kontrol China terhadap seluruh rantai pulau Pasifik Barat.
Seiring dengan pergerakan militer China, AS juga merespons dengan menyiagakan kekuatan militernya. AS telah memindahkan tiga kapal induk ke kawasan ini, termasuk USS Lincoln, USS Washington, dan USS Eisenhower, yang kini beroperasi di perairan Pasifik Barat. Dengan demikian, AS ingin menunjukkan kekuatan mereka di wilayah yang strategis ini, berhadapan langsung dengan potensi militer China.
Latihan militer yang sedang berlangsung dan pengerahan pasukan ini memperlihatkan betapa pentingnya Selat Taiwan dan kawasan Asia Timur bagi kedua negara besar ini. Dengan potensi konflik yang semakin meningkat, dunia akan memperhatikan dengan cermat perkembangan situasi ini.
Secara keseluruhan, situasi ini menggambarkan pertarungan strategis yang semakin tajam antara dua kekuatan besar dunia, dengan latar belakang ketegangan politik dan militer yang semakin kompleks. Konflik ini tidak hanya melibatkan Taiwan, tetapi juga mempengaruhi stabilitas kawasan Asia Timur dan kepentingan global.
(Edi D/Red/**)