**Surabaya, Jawa Timur** – Markas Besar TNI Angkatan Laut mengumumkan rencana untuk mengalihkan empat kapal perang Republik Indonesia (KRI) kelas Parchim dari Komando Armada (Koarmada) II ke Koarmada I. Rencana ini disampaikan oleh Panglima Koarmada II, Laksamana Muda TNI Ariantyo Condrowibowo, dalam arahan rutin kepada jajaran di Markas Komando Koarmada II di Surabaya pada hari Senin.
Dalam keterangannya, Kolonel Laut (P) Widyo Sasongko, Kepala Dinas Penerangan Koarmada II, menegaskan bahwa meskipun jadwal pasti pengalihan kapal belum ditentukan, persiapan untuk alih bina ke Koarmada I sudah dimulai. “Dalam waktu dekat ini, empat (KRI) kelas Parchim itu akan dialih bina ke Koarmada I. Namun, jadwalnya belum ada, tetapi sedang dipersiapkan untuk alih bina ke Koarmada I,” ujarnya.

Kapal-kapal yang akan dipindahkan meliputi KRI Hasan Basri-382, KRI Sultan Nuku-373, KRI Untung Suropati-872, dan KRI Lambung Mangkurat-347. Kapal-kapal korvet kelas Parchim ini merupakan aset penting bagi TNI AL, yang dibeli pada era pemerintahan Presiden B.J. Habibie dari bekas Angkatan Laut Jerman Timur pada tahun 1990-an. Sebanyak 16 unit kapal ini didatangkan ke Indonesia dan telah diperbaiki serta dikustomisasi oleh PT PAL Indonesia di Surabaya agar sesuai dengan kebutuhan TNI AL.
Korvet kelas Parchim dikenal memiliki kemampuan antikapal selam dan berfungsi sebagai kapal patroli, memperkuat kekuatan pertahanan maritim Indonesia. Dengan pengalihan ini, Koarmada I diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dalam menjaga kedaulatan laut Indonesia.
Saat ini, Koarmada II, yang berbasis di Surabaya, bertanggung jawab atas pengamanan perairan di Pulau Jawa bagian tengah dan timur, Pulau Sumatera, Pulau Bali, Nusa Tenggara, serta Pulau Sulawesi dan Kalimantan. Operasi di perairan tersebut dilaksanakan oleh Gugus Tempur Laut (Guspurla) dan Gugus Keamanan Laut (Guskamla) Koarmada II, yang dibantu oleh lima Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal), yaitu Lantamal V Surabaya, Lantamal VI Makassar, Lantamal VII Kupang, Lantamal VIII Manado, dan Lantamal XIII Tarakan.
Lantamal V, misalnya, membawahi beberapa pangkalan TNI AL (Lanal) di daerah seperti Semarang, Cilacap, Tegal, dan Yogyakarta. Sementara Lantamal VI mengawasi Lanal Palu, Mamuju, dan Kendari, dan Lantamal VII mencakup Lanal Mataram serta wilayah Nusa Tenggara lainnya. Dengan pengalihan kapal ini, diharapkan Koarmada I dapat lebih efektif dalam melaksanakan tugas dan operasinya di wilayah perairan yang lebih luas.
Pengalihan ini merupakan bagian dari strategi TNI AL untuk memperkuat armada dan meningkatkan respons operasional terhadap tantangan keamanan di laut. Diharapkan langkah ini juga dapat mendukung misi menjaga kedaulatan dan keamanan maritim Indonesia, khususnya di wilayah perairan yang menjadi tanggung jawab Koarmada I.
(Edi D/Red/Tim/*)