Menu

Mode Gelap
TNI AD Berjuang Bersama Rakyat, Kodim 0820 Peringati Hari Juang Ke-79 Polsek Widang Tingkatkan Patroli di Perbatasan Jelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 Advokat Muda Salamul Huda Nahkodai GP Ansor Kota Probolinggo Masa Khidmat 2024-2029 88 Karateka Ikuti Ujian Kenaikan Tingkat Kodim 1009/Tanah Laut Peringatan Hari Juang Kartika TNI AD Ke-79, Dandim Tanah Laut Ajak Rakyat Bersama TNI Jaga NKRI HUT Ke-10 Sanggar Seni Reog Singo Lawu: Dukungan PKB Marelan

Kabar Viral

Kepala Desa Ngadisari Turun Langsung Perketat Motor Matic Masuk Bromo Demi Keselamatan Bersama

badge-check


Kepala Desa Ngadisari Turun Langsung Perketat Motor Matic Masuk Bromo Demi Keselamatan Bersama Perbesar

Patrolihukum.net // Sukapura, Probolinggo – Komitmen luar biasa ditunjukkan oleh Kepala Desa Ngadisari, Sunaryono, beserta masyarakat Tengger dalam menjaga keselamatan para pengunjung Gunung Bromo. Di tengah meningkatnya angka kecelakaan akibat rem blong sepeda motor matic, masyarakat setempat berinisiatif mengambil peran aktif sebagai garda terdepan keselamatan di jalur wisata Bromo.

Dalam pantauan langsung di lapangan, Kepala Desa Ngadisari, Sunaryono, turun langsung untuk mengantisipasi masuknya sepeda motor matic ke kawasan Bromo. Kepada awak media, Sunaryono menegaskan bahwa keselamatan wisatawan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, tetapi juga tanggung jawab moral seluruh elemen masyarakat lokal.

Kepala Desa Ngadisari Turun Langsung Perketat Motor Matic Masuk Bromo Demi Keselamatan Bersama

“Sudah terlalu sering terjadi kecelakaan karena rem blong motor matic. Kami sebagai tuan rumah merasa berkewajiban untuk melindungi para tamu yang datang ke kawasan Bromo,” ujar Sunaryono, Minggu (8/6/2025).

Ia menjelaskan, pihak desa bersama pemuda, karang taruna, pramuka, hingga pelopor keselamatan desa telah membentuk gerakan kolaboratif untuk mencegah penggunaan motor matic di jalur curam menuju Bromo. Himbauan telah dilakukan secara masif, baik secara lisan, tertulis, hingga melalui pos penyekatan yang didirikan di sekitar Pendopo Desa Ngadisari.

Di pos ini, wisatawan yang datang dari arah Probolinggo dihentikan dan diberi edukasi mengenai bahaya menggunakan motor matic di jalur tanjakan dan turunan curam khas kawasan Bromo. Selain itu, pengunjung yang tetap bersikeras menggunakan matic diminta menandatangani surat pernyataan bahwa mereka bertanggung jawab penuh atas risikonya.

“Kami sudah berupaya maksimal menghimbau agar motor matic tidak naik ke Bromo, tetapi tanpa aturan tegas dan dukungan dari dinas terkait, kami kerap kewalahan. Apalagi kalau pengendara merasa pernah lolos sebelumnya, mereka cenderung memaksa,” ucapnya.

Sebagai solusi, warga menyediakan transportasi alternatif yang lebih aman, seperti mobil Jeep dan sepeda kayuh yang bisa disewa dengan harga bervariasi. Untuk menuju Seruni Point, tarif Jeep berkisar antara Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu, sedangkan ke kawasan kawah Bromo antara Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Masyarakat sepakat untuk terus memusyawarahkan tarif agar tetap terjangkau bagi wisatawan.

“Ini bukan soal bisnis. Kami hanya ingin Bromo tetap aman dan tidak ada lagi korban jiwa. Kalau ada ide yang lebih baik dari upaya kami, tentu kami terbuka untuk kebaikan bersama,” tegas Sunaryono.

Namun, upaya ini belum sepenuhnya sempurna. Wisatawan yang datang dari arah Pasuruan atau Malang, lalu keluar melalui jalur Probolinggo, kerap lolos dari penyekatan. Meski demikian, masyarakat tetap mengambil inisiatif untuk melakukan teguran secara persuasif.

Sunaryono juga menegaskan bahwa usulan pelarangan sepeda motor matic ke kawasan Bromo semestinya segera ditindaklanjuti dengan kebijakan resmi dari pemerintah daerah. Saat ini, masyarakat hanya bisa melakukan himbauan tanpa payung hukum yang kuat.

“Kami di tingkat desa sudah bergerak semampu kami. Tapi untuk langkah yang lebih besar dan menyeluruh, tentu perlu dukungan dari Pemerintah Kabupaten Probolinggo dan instansi terkait lainnya,” katanya.

Ia juga mengungkapkan bahwa saat ini kawasan Bromo mulai dipadati oleh pengunjung yang hendak melakukan ritual keagamaan, sehingga proses edukasi harus dilakukan lebih hati-hati agar tidak menimbulkan kesan tebang pilih.

“Makanya kami buat sistem surat pernyataan, supaya jelas bahwa kami sudah memberi peringatan. Semua dilakukan demi keselamatan bersama,” tambahnya.

Langkah konkret, kesadaran kolektif, dan kolaborasi warga Desa Ngadisari ini layak diapresiasi sebagai contoh pengelolaan wisata berbasis masyarakat. Di tengah keterbatasan regulasi dan fasilitas, mereka tetap bergerak aktif menjaga keselamatan dan citra Gunung Bromo sebagai salah satu destinasi wisata unggulan nasional.

“Bromo adalah kebanggaan kami. Jangan sampai rusak hanya karena abai terhadap keselamatan. Kami akan terus menjaga dan mengingatkan,” pungkas Sunaryono.

(Bambang/**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Himbauan Motor Matic Masuk Bromo, Camat dan Dishub Angkat Bicara

8 Juni 2025 - 18:56 WIB

Himbauan Motor Matic Masuk Bromo, Camat dan Dishub Angkat Bicara

Berbagi keberkahan Idul Adha, Polres Morowali Utara bagikan daging Qurban

8 Juni 2025 - 00:33 WIB

Berbagi keberkahan Idul Adha, Polres Morowali Utara bagikan daging Qurban

F-Wamipro Sembelih Tiga Domba Kurban, Sinergi Wartawan dan Forkopimda

7 Juni 2025 - 13:04 WIB

F-Wamipro Sembelih Tiga Domba Kurban, Sinergi Wartawan dan Forkopimda

Diperta Probolinggo Awasi 1.178 Hewan Kurban, Temukan Cacing Hati

7 Juni 2025 - 11:46 WIB

Diperta Probolinggo Awasi 1.178 Hewan Kurban, Temukan Cacing Hati

Bravo Polri, Kanit Reskrim Polsek Bungku Utara, Iptu Stevi Yohanes, Hurlatu, S.Trk, Serahka Sapi Untuk Qurban.

6 Juni 2025 - 21:27 WIB

Bravo Polri, Kanit Reskrim Polsek Bungku Utara, Iptu Stevi Yohanes, Hurlatu, S.Trk, Serahka Sapi Untuk Qurban.
Trending di Apresiasi